Teks

Mengapa PDI-P dan PKS Harus Saling Sindiri.??

JAKARTA – Melalui Juru bicara (jubir) PKS Muhammad Kholid menanggapi ucapan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto yang menyinggung PKS supaya Konsisten Membenahi Kota Depok dibanding sibuk kritik kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi. PKS pun membalasnya dengan sindiran terhadap meningkatnya kemiskinan yang ada di Kota Solo dan lingkup Provinsi Jawa Tengah.

“Alhamdulillah, Kota Depok selama dipimpin PKS telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan menjadi 2.58% hingga 2021. Capaian ini merupakan tingkat kemiskinan terendah ketiga di Indonesia, tidak hanya itu, di bawah kepemimpinan kader PKS, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Depok juga mencapai peringkat tertinggi ketiga di Jawa Barat.” ucapnya kepada wartawan, Minggu, (18/9).

Baca Juga  Sang Maestro Sosiologi, Asal Kendari Kembali Pimpin UIC

Ia juga menegaskan bahwa sebagai warga Depok saya mengajak Hasto Kristiyanto untuk bandingkan pencapaian meningkatnya kemiskinan yang ada dilingkungan di Kota Solo dalam kepemimpinan Gibran Rakabuming Raka dan PDIP atau Provinsi Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Ganjar Pranowo sebagai kader PDI-P.

“Kalau Sekjen PDIP mau adu prestasi kepala daerah, boleh saja. Mari kita bandingkan: mana yang sukses? PKS atau PDIP yang berhasil turunkan angka kemiskinan? Serta Kota Solo lama di bawah kepemimpinan PDIP. Dari Pak Jokowi hingga sekarang putranya Gibran. Bagaimana prestasi pengentasan kemiskinannya?,” tuturnya.

Kholid menegaskan, melalui hasil data yang dimiliki BPS tingkat kemiskinan di Kota Solo mencapai 9,4% pada 2021 Di level kota, Solo adalah kota dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Tengah dan ini mau dibanggakan dari PDI-P serta melihat dari tingkat kemiskinan Provinsi Jawa Tengah juga gagal menurunkan tingkat kemiskinan ekstrem. Jumlah daerah kategori miskin ekstrem justru naik dari 5 daerah menjadi 19 daerah pada 2021.

Baca Juga  Bobby Nasution Akhirnya Dipecat PDIP

“Jawa Tengah itu tingkat kemiskinannya tertinggi kedua di Pulau Jawa dan angkanya lebih tinggi dari tingkat kemiskinan nasional,” pungkasnya. (***)