Teks
PT. Andala Bintang Sarana - Selalu Ada - PT. Andala Bintang Sarana - Selalu Ada - PT. Andala Bintang Sarana - Selalu Ada - PT. Andala Bintang Sarana - Selalu Ada -

Partai Ummat Sebut Tak Relevan Menakuti Umat dengan Politik Identitas

JAKARTA – PAN bicara politik identitas soal Partai Ummat yang buka peluang dukung Ketum Gerindra Prabowo Subianto jika Anies Baswedan gagal nyapres. Menanggapi hal itu, Juru Bicara Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya atau Tofa menyebut saat ini sudah tidak zaman menakuti isu politik identitas.

“Kayaknya ini sudah terlalu jauh dari substansi. Udah nggak zaman lagi menakuti orang dengan isu politik identitas. Politik identitas sudah clear, dan tidak ada masalah,” kata Tofa saat dikonfirmasi, Minggu (16/4/2023).

Tofa lantas menyebut banyak yang salah kaprah memandang politik identitas. Menurut Tofa, politik identitas selalu dikaitkan dengan isu radikalisme, terorisme bahkan intoleransi.

“Itu semua omong kosong, mau identitas wong cilik, identitas nasionalis, identitas religius, identitas agama. Bahkan mau ganti identitas pun boleh. Ada partai religius, nggak pede, lalu ganti identitas menjadi partai nasionalis. Padahal dulunya mereka hidup di partai religius, boleh. Tak ada yang melarang,” tutur Tofa.

Tofa menyebut tak elok sesama partai politik saling menasihati. Menurutnya hal itu justru menggambarkan ada kesombongan dari suatu partai.

“Tam elok rasanya, menasehati sesama Partai politik. Apalagi partai yang dinasehati mungkin lebih terhormat ketimbang yang menasehati. Kesannya, ada partai yang merasa lebih hebat sehingga partai lain dianggap lebih rendah kemampuan intelektualnya,” ujar Tofa.

Baca Juga  Ketua PPWI Konawe Geram Atas Maraknya Illegal Logging di Konawe, APH Diminta Jangan Tutup Mata

Tofa mengatakan partai besar semestinya memahami etika. Dia menuding pernyataan PAN merespons Amien Rais tak memiliki subtansi.

“Usul saya, sebaiknya setiap partai, melindungi identitasnya sendiri. Menggunakan identitasnya sendiri untuk mencapai tujuan, meski faktanya pada nggak mau begitu,” kata Tofa.

“Respons pihak lain atas pernyataan Pak Amien ternyata cenderung tidak memiliki substansi. Saya rasa mereka enggak paham atau mungkin panik, bisa juga,” imbuhnya.

Sebelumnya, rencana Partai Ummat mengusung Prabowo jika Anies gagal nyapres itu diungkap Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais. Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi lantas merespons apakah Gerindra mau menerima dukungan partai yang memperjuangkan politik identitas.

“Semua terserah Pak Prabowo dan Gerindra, apakah mau menerima dukungan partai politik yang memperjuangkan politik identitas atau menolak,” kata Viva dikonfirmasi, Minggu (16/4/2023).

Sebelumnya Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais berencana akan mengalihkan dukungan ke Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto jika Anies Baswedan gagal melaju ke Pilpres 2024. Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan apakah Gerindra mau menerima dukungan partai yang memperjuangkan politik identitas.

Baca Juga  Soal Komentar Wilson Lalengke Terkait Natalia Rusli, Begini Tanggapan Residivis Alvin Liem

“Semua terserah Pak Prabowo dan Gerindra, apakah mau menerima dukungan partai politik yang memperjuangkan politik identitas atau menolak,” kata Viva dikonfirmasi, Minggu (16/4/2023).

Viva menyebut rencana PAN itu akan menjadikan Prabowo hanya sebagai alternatif. Meski begitu, hal itu bergantung pada kebijakan masing-masing partai. Dia menegaskan partainya selalu mengedepankan keselarasan ideologi.

“Dan Pak Prabowo jadi orang kedua, ban serep, jika tidak jadi ijab kabul dengan orang pertama, he-he-he,” ujarnya.

“PAN tidak akan mencampuri urusan rumah tangga partai lain ya. PAN akan menjaga fatsun politik. Koalisi partai bukan sekedar angka-angka elektoral saja, namun yang lebih substantif lagi, yaitu keselarasan dalam ideologi partai,” sambungnya.

Sebelumnya, Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais punya alternatif lain di 2024 jika tokoh yang didukungnya, Anies Baswedan, tidak jadi nyapres. Amien Rais membuka peluang akan mengalihkan dukungan ke Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Hal tersebut disampaikan oleh Waketum Partai Ummat Buni Yani. Dia menjelaskan alasannya.

“Begini maksud Pak Amien. Kalimatnya adalah kalimat pengandaian atau conditional sentence dengan kata if (jika). Jika Anies tidak bisa maju jadi capres, maka terbuka Partai Ummat untuk mendukung Prabowo. Itu maksudnya,” kata Buni Yani kepada wartawan, Jumat (14/4/2023).

Baca Juga  Terkait Kekerasan Pada Tokoh Gereja di Nduga, IPW Desak Kapolri Tindak Tegas Anggotanya

Amien sendiri juga telah bicara soal kemungkinan mendukung Prabowo tersebut dalam salah satu podcast di YouTube. Buni Yani mengatakan dukungan Partai Ummat ke Prabowo lebih rasional dibanding ke calon lain seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

“Pilihan ke Prabowo adalah pilihan yang lebih rasional bagi Partai Ummat dibanding memilih Ganjar Pranowo. Partai Ummat melihat Ganjar adalah kelanjutan dari Jokowi yang merupakan representasi oligarki yang kita lawan. Intinya, Partai Ummat tidak mungkin memilih Ganjar bila Anies gagal nyapres, makanya pilihan tertuju ke Prabowo,” tuturnya.(SW)