JAKARTA – Untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk Indonesia, Kementerian Pertanian (Kementan) membangun program prioritas pertanian berbasis korporasi dan presisi, termasuk pangan asal ternak. Hal ini diharapkan agar Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri. Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar, yang harus dimanfaatkan dan dikelola dengan baik untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa peternakan dunia saat ini dalam kondisi yang terpuruk akibat pakan ternak yang sulit karena tersapu banjir dan cuaca ekstrem. Hal ini terjadi di seluruh dunia, sehingga berdampak langsung pada alur distribusi.
“Produksi peternakan besok mungkin saja bisa terganggu akibat cuaca ekstrem yang berdampak pada pakan. Dan ini yang menyebabkan dunia mengalami inflasi tinggi. Tapi kita ada 273 juta orang yang makan daging. Ini harus kita pikirkan dan menjadi tanggung jawab kita”, ujar Mentan SYL.
Mentan sangat berharap kolaborasi dan sinergitas pemerintah Pusat dan daerah terus diperkuat untuk menjaga produksi yang ada dalam menguatkan ketahanan produk ternak Indonesia. Terutama dalam hal pembagian tugas dan fungsi kerja masing-masing unit kerja.
Pembagian tugas sangat penting untuk menentukan langkah apa yang akan kita ambil. Misalnya Dirjen apa, Gubernur apa, Kadis apa, Direktur apa, dan lain-lainnya.
Bagi-bagi tugas itu penting dan harus dikontrol efektivitasnya. “Sekali lagi gunakan semua kekuatan kita untuk menjaga kebutuhan daging Indonesia,” jelas Mentan SYL.
Dalam acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) volume 06 pada Jumat (10/02) di AOR BPPSDMP Kementan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pertanian yang mendekatkan kita agar sinergi dan berpadu.
Apalagi saat ini sentra dunia terngangu akibat perang Rusia Ukraina dan climate change, contohnya negara Australia yang tanahnya kering yang berakibat mudahnya terbakar, ujar Dedi
Dedi menambahkan bahwa untuk mengatasi dan mengatisipasi krisis pangan global, Kementan memberikan amunisi yaitu genjot produktivitas pertanian. Termasuk juga dalam hal peternakan dengan tingkatkan produktivitas dan produksi, lakukan subtitusi impor dengan pangan lokal dan genjot ekspor pertanian serta peningkatan kualitas komoditas pertanian, ujarnya kembali.
Sementara, Narasumber MSPP, Dedik Joko P. yang merupakan Koordinator Perencana pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengatakan pembangunan peternakan tahun 2023 memiliki program-program utama. Diantaranya ketersediaan akses dan konsumsi pangan yang berkualitas, nilai tambah dan daya saing industri dan dukungan manajemen.
Adapun target yang ingin dicapai yaitu ketahanan pangan asal ternak dan juga kesejahteraan peternak. Dedik juga berharap tercapainya strategi program peternakan dan kesehatan hewan sesuai target.
Selain itu strategi yang ingin dicapai adalah peningkatan produksi pangan untuk komoditas daging sapi, kerbau, ayam ras, ayam buras, dan babi. Semuanya melalui pengembangan komoditas ternak prioritas berbasis korporasi, presisi dan terintegrasi serta sinergi pelaku usaha. Ada juga pengembangan pangan substitusi impor seperti daging domba atau kambing dan itik. sedangkan untuk substitusi daging sapi adalah peningkatan ekspor seperti sarang burung walet, ayam, dan telur dan produk olahan peternakan lainnya, tutupnya. (HV/NF)
2 Komentar