Teks

Satelit SATRIA-1 Sukses Meluncur di Atas Langit Papua, Siap-siap Dapat Internet Gratis

Proses peluncuran berjalan sukses dan satelit SATRIA 1 ini akan menempati orbitnya di 146 bujur timur hingga November 2023.
Proses peluncuran berjalan sukses dan satelit SATRIA 1 ini akan menempati orbitnya di 146 bujur timur hingga November 2023. (Foto: Canva by SpaceX Imagery)

Satelit Nusantara Tiga, juga dikenal sebagai Satelit Republik Indonesia 1 (Satria-1), berhasil mencapai orbitnya di atas langit Papua pada Senin (30/10).

Pencapaian ini sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Satelit ini, yang akan membantu pemerintah menyediakan internet di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal), berputar di 146° Bujur Timur, tepat di atas Pulau Papua, dengan ketinggian lebih dari 36.000 km di atas permukaan Bumi.

Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Adi Rahman Adiwoso, menyatakan bahwa Satelit Satria-1 telah berhasil melewati proses Electrical Orbit Raising (EOR).

EOR adalah proses di mana Satelit Satria-1 bergerak secara berkala menggunakan sistem pendorongnya menuju orbit. Kini, satelit tersebut telah mencapai orbitnya dengan sukses.

“Satria-1 merupakan sejarah besar bagi Indonesia, dan kami sangat bersyukur satelit ini berhasil mencapai orbit 146° Bujur Timur setelah diluncurkan pada 18 Juni 2023 lalu dan berhasil melakukan EOR menuju posisi orbitnya,” kata Adi.

Baca Juga  Gunung Merapi Erupsi, Masyarakat Diminta Waspada dan Mengungsi ke Daerah Aman

Satelit ini telah melewati deployment ketiga antena satelit, yang merupakan salah satu tahap kritis. Setelah mencapai orbit, akan dilakukan uji coba komunikasi (communication payload) hingga akhir November 2023. Tim menargetkan agar satelit dapat beroperasi penuh pada Desember 2023.

“Ini merupakan tonggak penting bagi Indonesia, karena jaringan Satria-1 dapat segera memberikan koneksi internet yang mencakup seluruh Nusantara,” tambah Adi.

Direktur Operasional PSN Heru Dwikartono menjelaskan bahwa Satria-1 akan menjalani tahapan pra-operasional lainnya, termasuk integrasi dan pengujian segmen satelit dan segmen ruas bumi secara intensif.

“Pada segmen satelit, Satria-1 harus memastikan hasil pengujian akhir untuk memastikan bahwa satelit berada dalam kondisi nominal setelah fase orbit raising,” kata Heru.

Setelah fase Final Insertion dan Electrical Station Keeping (ESK) pertama, satelit akan mengikuti tahap In-Orbit Testing (IOT) pada 6 November untuk memeriksa performa satelit, terutama subsistem payload.

Baca Juga  Dana Desa Papua Digunakan Buat Beli Senjata KKB

Setelah IOT selesai, Satria-1 akan menjalani integrasi dengan sistem ground dan ujicoba End-to-End agar siap beroperasi.

PSN Group telah menyiapkan 11 Stasiun Bumi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk memantau dan mengontrol satelit.

Stasiun Bumi di Cikarang, Jawa Barat, akan menjadi stasiun kontrol satelit utama dan pusat operasi jaringan (Network Operation Center).

Stasiun kontrol satelit cadangan (Back-Up Satellite Control Center) berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sementara Stasiun Bumi lainnya berfungsi sebagai gateway, termasuk Batam, Pontianak, Tarakan, Manado, Kupang, Ambon, Manokwari, Timika, dan Jayapura.

Semua pengujian terkait infrastruktur pendukung ruas bumi telah dilalui dengan hasil baik dan siap mendukung operasional SATRIA-1.

Adi menambahkan bahwa SATRIA-1 adalah satelit dengan teknologi mutakhir Very High-Throughput Satellite (VHTS) pertama di Indonesia dengan kapasitas total 150 Gbps. Satelit ini diharapkan dapat membantu program transformasi digital di Indonesia.

Baca Juga  Idul Adha 2023, Team TKA Morosi Berbagi Hewan Qurban Pada Masyarakat Desa Rambu Kongga

“Setelah dipastikan semuanya berfungsi dengan baik, SATRIA-1 akan digunakan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (BAKTI Kominfo) untuk memberikan layanan internet bagi daerah-daerah di seluruh penjuru Indonesia,” tutup Adi.***