Batal Damai, Nasib Berbeda Guru Supriyani dan Bupati Surunuddin

Somasi Bupati Konsel
Update Somasi Bupati Konsel terhadap Guru Honorer Supriyani

suarakarsa.com – Nasib berbeda kini dialami Guru Supriyani dan Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga, setelah proses damai dengan Aipda WH batal. Supriyani yang mengajar di SDN 4 Baito mendapatkan dukungan penuh dari murid-muridnya dan kembali beraktivitas di sekolah. Sementara itu, Bupati Surunuddin justru menghadapi pemanggilan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait somasi yang dilayangkannya kepada Supriyani.

Guru Supriyani Banjir Dukungan

Setelah kembali ke SDN 4 Baito, Supriyani disambut hangat oleh para siswanya. Bahkan, murid-murid menulis surat untuk menunjukkan dukungan mereka. “Sangat terharu, antusias anak-anak luar biasa,” ujar Supriyani. Ia mengungkapkan pesan kepada para siswanya agar menantikan kehadirannya kembali sebagai pengajar di SDN 4 Baito.

Bacaan Lainnya
Baca Juga  Tebar Fitnah, Tim Kuasa Hukum Harmin Ramba Laporkan Akun Facebook Andi Rekkang

Bupati Surunuddin Dipanggil Kemendagri

Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya, menyatakan bahwa Bupati Surunuddin akan dipanggil untuk dimintai keterangan terkait somasi yang dilayangkan kepada Supriyani setelah guru honorer itu mencabut perjanjian damai dengan keluarga Aipda WH. Menurut Surunuddin, somasi tersebut dikeluarkan karena ia merasa perjanjian damai dilakukan tanpa tekanan. Namun, Supriyani mengaku menandatangani surat itu dalam kondisi tertekan dan akhirnya mencabut persetujuan.

Kemendagri akan mengoordinasikan pemanggilan ini dengan Pj Gubernur Sulawesi Tenggara, Andap Budhi Revianto, untuk mendapatkan penjelasan lengkap dari pihak Pemkab Konawe Selatan terkait alasan somasi tersebut.

PGRI Sulawesi Tenggara Kritik Somasi Surunuddin

Keputusan Surunuddin untuk melayangkan somasi terhadap Supriyani mendapat kritik dari PGRI Sulawesi Tenggara. Ketua PGRI Sultra, Abdul Halim Momo, menyebut somasi ini sebagai tindakan yang tidak perlu dan preseden buruk bagi pemerintah daerah, terutama terhadap guru honorer yang telah mengabdi belasan tahun. Halim menilai, seharusnya pemerintah lebih bijak dengan memaafkan Supriyani daripada mengambil langkah hukum.

Baca Juga  Gelar Rakergab, Ketua Forum Mahasiswa Pascasarjana IPB University 2023 Apresiasi Ormawa yang Hadir

Sementara kasus ini masih berlanjut, dukungan dari para siswa dan masyarakat terus mengalir untuk Supriyani, yang kini menghadapi situasi sulit di tengah tuntutan hukum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Komentar