JAKARTA – Pembangunan pertanian di Indonesia saat ini turut berdasarkan pada sistem agribisnis. Oleh sebab itu, Kementerian Pertanian (Kementan) memaksimalkan peranan kelembagaan petani. Karena, sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian.
Kelembagaan petani akan memudahkan pemerintah dan pemangku kepentingan lain dalam memfasilitasi dan memberikan penguatan pada petani.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menganalogikan pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern mengikuti pola Piramida Terbalik. Petani dan penyuluh di posisi teratas, BUMN dan pihak swasta di tengah dan terbawah adalah pemerintah, yang menggambarkan kontribusi dan porsinya paling sedikit.
“Bukan lagi jamannya petani bekerja dan berusaha tani sendiri-sendiri, harus berjama’ah diawali dari kelompok-kelompok tani untuk membentuk korporasi petani. Saham korporasi dari petani,” ujar Mentan.
Tinggalkan Balasan