JAKARTA – Ibu Kota Indonesia akan berpindah dari Jakarta ke Kalimantan Timur pada 2024, tepatnya di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara. Artinya rencananya Jakarta tak lagi berstatus ibu kota mulai tahun depan.
Sebagai pusat bisnis, politik, ekonomi hingga budaya, di Indonesia, jumlah pekerja di Jakarta sangat banyak. Bahkan bukan bertempat tinggi di Jakarta, melainkan di wilayah penyangganya yakni Bogor, Depok, Tangerang, hingga Bekasi (Bodetabek).
Lantas, seberapa besar pengaruh Jakarta yang nantinya tak lagi menjadi ibu kota Indonesia kepada wilayah Bodetabek?
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan untuk awal saat ibu kota berpindah, pengaruh ke wilayah Bodetabek tidak begitu signifikan. Namun, seiringnya waktu, akan berpengaruh karena putaran uang akan berpindah ke IKN Kalimantan Timur.
“Pengaruh (ke Bodetabek), tapi awal masih sedikit. Kelamaan tetapi akan lumayan akan menurunkan putaran ekonominya akan terganggu. Karena tadi, putaran uang itu berpindah ke Kalimantan Timur,” katanya, Sabtu (11/2/2023).
Tauhid juga mengatakan, pekerja yang bekerja di Jakarta tetapi tinggal di Bodetabek dan pindah ke IKN, pengaruhnya pada tingkat mobilitas. Menurutnya, bisa jadi akan mengurangi kemacetan di Jakarta.
“Kalau mereka berhubungan dengan pemerintahan, pasti akan berubah. Mungkin Jakarta tidak akan semacet dulu ya. Karena kan pekerja-pekerja muda akan pindah (ke IKN),” lanjutnya.
Meski begitu, menurut Tauhid butuh puluhan tahun untuk memindahkan ibu kota lama ke yang baru. Ia mencontohkan Ibu Kota Brazil yang pindah dari Rio de Janeiro ke Brasilia, pengaruhnya terasa setelah puluhan tahun berpindah.
“Rio de Janeiro mengalami penurunan pertumbuhan. Dulu kan sebelumnya Rio de Janeiro selain ibu kota baru sekaligus menjadi pariwisata, pindah mengandalkan pariwisata. Ibu kota pindah mengalami penurunan, maklum uangnya kan berpindah,” tuturnya.(SW)