Ketua LIPAN Sultra Kecam Tindakan Penganiayaan TKA China Terhadap Pekerja Lokal di Morosi

KENDARI – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lentera Independen Pemerhati Aspirasi Nusantara (LIPAN) Sulawesi Tenggara (Sultra) sangat mengecam tindakan penganiayaan seorang tenaga kerja asing (TKA) terhadap karyawan warga tenaga kerja lokal di PT. OSS, Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe.

Alpin divisi konfeyor bagian smelter 3, yang menjadi korban penganiayaan oleh TKA diketahui merupakan warga pekerja lokal yang berasal dari Desa Lamelai, Kecamatan Meluhu.

Bacaan Lainnya
Baca Juga  Direktur PT Aplikanusa Lintasarta Akui Setor Uang RP5 Miliar ke Tedakwa Korupsi BTS Kominfo

Sementara pelaku aniaya, diduga TKA yang berasal dari negara Tiongkok. Keduanya merupakan karyawan PT. Obsidian Stainless Steel (OSS) di Morosi.

“Saat ini, kami telah melaporkan ke pihak kepolisian Polsek Bondoala terkait dugaan tindak pidana penganiayaan yang di lakukan oleh pekerja asing yang ternyata baru di datangkan 2 bulan ini,” kata Satriadin.

“Namun anehnya, ada beberapa pihak dari dalam perusahaan PT. OSS mencoba untuk mengaburkan kejadian tersebut. Bahkan mengancam Alpin untuk dikeluarkan dari perusahaan tersebut,” tambahnya.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, membuat ketua DPD LIPAN sangat geram. Ia juga mengungkapkan bahwa hal itu adalah bentuk-bentuk perbudakan yang di lakukan oleh TKA China terhadap pekerja lokal yang berada di PT. OSS Morosi.

Baca Juga  Kasus Dugaan Penggelapan Dana BLT Desa Lerehoma, Ketua DPD LIPAN: Proses Hukumnya Mesti Tetap Berjalan

“Kami juga meminta dengan tegas kepada pihak Imigrasi sultra untuk lekas melakukan penahanan kepada TKA yang kami duga masuk ke wilayah hukum Republik Indonesia menggunakan visa kunjungan,” jelas ketua LIPAN yang akrab disapa Gopal.

Dirinya juga berharap, jangan hanya orang China yang ketika dianiaya oleh pekerja lokal prosesnya segera ditangani. Akan tetapi tidak dengan sebaliknya.

“Apabila penganiayaan ini tidak segera dituntaskan oleh pihak manajemen PT. OSS dan pihak Polsek bondoala. Dengan mosi tidak percaya kami akan melakukan aksi besar-besaran,” pungkasnya.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *